Semangat belajar demi mencapai cita-cita

Minggu, 03 Januari 2010

Perkembangan jiwa anak di era globalisasi

Semakin majunya zaman, memang membawa dampak perubahan yang sangat signifikan dalam segala hal, tak terkecuali menyangkut juga pada perkembangan anak yang ada di Indonesia yang mana generasi anak ini nantinya yang akan membawa perubahan bagi bangsa ini.


Di zaman sekarang memang kita temukan banyak anak pinter di sekolah, mereka menjadi juara kelas, juara lomba maupun olimpiade, tetapi apakah kepintaran / kecerdasan itu saja sudah cukup di katakana sebagai jiwa yang cerdas? Jawabannya adalah belum, karena IQ otak yang tinggi belum tentu berhasil menjadi orang sukses. Orang yang sukses dan jiwanya cerdas adalah yang tidak hanya mengandalkan IQ (Intellectual Quotient), tidak hanya ber IP tinggi, tidak Ahli agama, tetapi orang yang berhasil dan mempunyai jiwa yang cerda ialah mereka yang mempunyai hati yang pandai (EQ, Emotional Quotient), yang mempunyai karakter (SQ, Spiritual Quotient) atau yang popular dengan istilah ESQ.
Sebenarnya untuk mendapatkan jiwa ESQ yang baik pada anak, bisa di lakukan oleh semua orangtua, orangtua jangan hanya membebani anak untuk pintar di kelasa atau kampus saja, dan bahkan banyak orang tua yang memberikan jadwal les lebih untuk anak – anak mereka, kalau seperti itu mereka akan pandai di sekolah atau kampus tetapi mereka akan GAGAL dalam hidupnya nanti, karena menurut Prof.Dr. Daniel Golleman, bapak management di Amerika “ keberhasilan seseorang 80% di pengaruhi oleh ESQ dan hanya 20% yang dipengaruhi oleh IQ”.
Pendidikan ESQ bisa di mulai di lingkungan keluarga, sebaiknya orangtua membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, mengawasi pergaulan mereka, mengajari mereka mengenal Tuhannya dengan baik, saat senang maupun saat susah mengajak mereka beribadah sehingga akan terbentuk jiwa yang takut akan larangan Alloh dan Menjalankan perintah Alloh. Selain itu anak juga perlu di ajari rasa saling kasih saying dengan sesame, dengan lingkungan sekitar, dengan tetangga dekat, lebih banyak berinteraksi dengan teman-taman maupu lingkungan terdekat yang tentunya lingkungan yang kondusif.
Di zaman modern ini sudah jarang kita temukan anak-anak yang bermaisn bersama dengan teman-temannya, bermain petak umpet, gobak sodor, main kelereng yang inti dari semua permainan itu adalah menumbuhkan jiwa kebersamaan antar teman. Sekarang anak – anak lebih di kasih permainan yang modern, Play station, game watch, internet, yang notabene permainan tersebut mengedepankan kepentingan individu, mereka akan acuh tak acuh dengan teman sebaya mereka, bahkan mereka tidak saling mengenal satu dengan yang lain, padahal mereka hidup satu kampung, satu gang, satu blok, bahkan dengan tetangga dekat pun mereka tak mengenal lagi. Lebih mengagetkan lagi, menurut beberpa tokoh yang telah melakukan peneletian, remaja di Indonesia usia smpsudah mengkonsumsi video porno dan bahkan lebih mengagetkan lagi, ada beberapa persen dari mereka yang sudah tidak virgin lagi di usia SLTP, fenomena yang sangat memprihatinkan kita semua, apakah nantinya Indonesia akan di pimpin oleh generasi-generasi yang seperti itu???
Jika memang kita tidak ingin semua itu terjadi, marilah kita mulai langkah menanamkan jiwa ESQ kepada keluarga kita, kepada anak-anak kita, sehingga nantinya anak kita akan menjadi anak yang mempunyai jiwa yang cerdas dan mempunyai ESQ yang handal, yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Inilah tugas penting bagi para Orang tua di zaman sekarang, zaman globalisasi, Zaman modern, zaman dimana makin sulit aja menemukan orang yang jujur.

0 komentar: