Semangat belajar demi mencapai cita-cita

Minggu, 03 Januari 2010

Pengembangan produk dan teknologi proses

akhir-akhir ini perkembangan teknologi budidaya dalam pertanian berkembang dengan pesat bahkan sepertinya ada yang kembali berputar ke masa lalu.
Ketika manusia mulai bosan dengan cara budidaya tanaman yang mengandalkan pupuk kimia karena merusak tanah dan penggunaan hormon pada ternak yang dicurigai berdampak tidak baik. apalagi dengan mengandangkan ternak seperti menyiksa, maka muncullah beberapa terobosan.
pertanian organik dianggap sebagai temuan dan terobosan yang berani. padahal ini adalah tinggaln nenek moyang kita yang ditbuang karena adanya pupuk dan pestisida kimia. kini orang gandrung makanan berlabel organik.
Ternak dulu bebas lalu dikandangkan kini muncul untuk memelihara ternak dengan bebas lagi. membiarkan ternak tidak strees akan menjadikan produknya sehat.
Namun ada pula teknologi yang mencapai masa nenek moyang jauh kebelakang.
beberapa waktu yang lalu saya lihat di TV suatu budidaya kepiting yang didanai oleh Dikti dan sebuah Perguruan Tinggi membuat teknik budidaya yang tradisional untuk menjadikan kepiting bercangkang lunak.
ada sebuah kesadisan yang dilakukan yaitu mencopoti capit kepiting yang saya melihatnya jadi tidak tega, bahkan anak saya yang masih SD berpesan “pak jangan makan kepiting cangkang lunak lho, kan itu dibuat dengan menyiksa dan dosa. kan dalam agama tidak boleh menyiksa binatang meski akan disembelih.”
Yahdemi perut manusia kita sering tega merampas hak hidup ternak dengan nikmat, dengan alsan toh ternak tadi memang untuk dikonsumsi. tapi….
haruskah dengan menyiksanya?
maaf bila dirasa berlebihan
tapi akan lebih indah jika budidaya dilakukan dengan kasih
Bukankah Allah maha pengasih dan maha Penyayang.
mengapa kita tidak melakukannya? jika kita menyebut hamba yang ber Tuhan?

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

* Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
* Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

* Infant (0-1 tahun)
* Toddler (2-3 tahun)
* Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
* Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

[sunting] Satuan pendidikan penyelenggara

* Taman Kanak-kanak (TK)
* Raudatul Athfal (RA)
* Bustanul Athfal (BA)
* Kelompok Bermain (KB)
* Taman Penitipan Anak (TPA)
* Satuan PAUD Sejenis (SPS)
* Sekolah Dasar Kelas Awal (kelas 1,2,3)
* Bina Keluarga Balita
* Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
* Keluarga
* Lingkungan

Perkembangan jiwa anak di era globalisasi

Semakin majunya zaman, memang membawa dampak perubahan yang sangat signifikan dalam segala hal, tak terkecuali menyangkut juga pada perkembangan anak yang ada di Indonesia yang mana generasi anak ini nantinya yang akan membawa perubahan bagi bangsa ini.


Di zaman sekarang memang kita temukan banyak anak pinter di sekolah, mereka menjadi juara kelas, juara lomba maupun olimpiade, tetapi apakah kepintaran / kecerdasan itu saja sudah cukup di katakana sebagai jiwa yang cerdas? Jawabannya adalah belum, karena IQ otak yang tinggi belum tentu berhasil menjadi orang sukses. Orang yang sukses dan jiwanya cerdas adalah yang tidak hanya mengandalkan IQ (Intellectual Quotient), tidak hanya ber IP tinggi, tidak Ahli agama, tetapi orang yang berhasil dan mempunyai jiwa yang cerda ialah mereka yang mempunyai hati yang pandai (EQ, Emotional Quotient), yang mempunyai karakter (SQ, Spiritual Quotient) atau yang popular dengan istilah ESQ.
Sebenarnya untuk mendapatkan jiwa ESQ yang baik pada anak, bisa di lakukan oleh semua orangtua, orangtua jangan hanya membebani anak untuk pintar di kelasa atau kampus saja, dan bahkan banyak orang tua yang memberikan jadwal les lebih untuk anak – anak mereka, kalau seperti itu mereka akan pandai di sekolah atau kampus tetapi mereka akan GAGAL dalam hidupnya nanti, karena menurut Prof.Dr. Daniel Golleman, bapak management di Amerika “ keberhasilan seseorang 80% di pengaruhi oleh ESQ dan hanya 20% yang dipengaruhi oleh IQ”.
Pendidikan ESQ bisa di mulai di lingkungan keluarga, sebaiknya orangtua membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, mengawasi pergaulan mereka, mengajari mereka mengenal Tuhannya dengan baik, saat senang maupun saat susah mengajak mereka beribadah sehingga akan terbentuk jiwa yang takut akan larangan Alloh dan Menjalankan perintah Alloh. Selain itu anak juga perlu di ajari rasa saling kasih saying dengan sesame, dengan lingkungan sekitar, dengan tetangga dekat, lebih banyak berinteraksi dengan teman-taman maupu lingkungan terdekat yang tentunya lingkungan yang kondusif.
Di zaman modern ini sudah jarang kita temukan anak-anak yang bermaisn bersama dengan teman-temannya, bermain petak umpet, gobak sodor, main kelereng yang inti dari semua permainan itu adalah menumbuhkan jiwa kebersamaan antar teman. Sekarang anak – anak lebih di kasih permainan yang modern, Play station, game watch, internet, yang notabene permainan tersebut mengedepankan kepentingan individu, mereka akan acuh tak acuh dengan teman sebaya mereka, bahkan mereka tidak saling mengenal satu dengan yang lain, padahal mereka hidup satu kampung, satu gang, satu blok, bahkan dengan tetangga dekat pun mereka tak mengenal lagi. Lebih mengagetkan lagi, menurut beberpa tokoh yang telah melakukan peneletian, remaja di Indonesia usia smpsudah mengkonsumsi video porno dan bahkan lebih mengagetkan lagi, ada beberapa persen dari mereka yang sudah tidak virgin lagi di usia SLTP, fenomena yang sangat memprihatinkan kita semua, apakah nantinya Indonesia akan di pimpin oleh generasi-generasi yang seperti itu???
Jika memang kita tidak ingin semua itu terjadi, marilah kita mulai langkah menanamkan jiwa ESQ kepada keluarga kita, kepada anak-anak kita, sehingga nantinya anak kita akan menjadi anak yang mempunyai jiwa yang cerdas dan mempunyai ESQ yang handal, yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Inilah tugas penting bagi para Orang tua di zaman sekarang, zaman globalisasi, Zaman modern, zaman dimana makin sulit aja menemukan orang yang jujur.

pengetahuan lingkungan

Timbal pada Sampah Elektonik Picu Penurunan IQ

Di jaman informasi ini, barang-barang elektronika seperti televisi, komputer, VCD player, tape recorder maupun telepon genggam bukanlah barang asing.

Karena bagi sebagian orang, barang-barang tersebut merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi seperti layaknya sembako.Tetapi, suatu saat jika barang-barang tersebut sudah usang ataupun rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, maka hanya akan menjadi rongsokan alias sampah yang layak untuk dibuang.Tanpa disadari, sampah dari barang-barang elektronika tersebut berbahaya bagi perkembangan otak manusia. Seperti yang diketahui, rongsokan elektronika ini mengandung sekitar 1000 material, dan sebagian besar dikategorikan sebagai bahan berbahaya, karena merupakan unsur beracun seperti logam berat, diantaranya adalah timbal.

Ketika dibakar, sampah elektronik yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Jika dibuang akan berdampak pada pencemaran air tanah, karena kemampuannya meresap ke tanah setelah terdekomposisis. Apakah timbal itu? Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal ke dalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient.IQ Turun

Dari sebuah riset yang dilakukan Puji Lestari, staf pengajar dan peneliti jurusan Teknik Lingkungan ITB Bandung menunjukkan, semakin tinggi kadar timbal dalam darah, membuat kemampuan IQ semakin rendah. Hal ini juga telah dibuktikan dari berbagai penelitian didunia.

Golongan yang sangat rentan terpapar timbal adalah anak-anak yang sedang bertumbuh kembang, juga wanita hamil dan menyusui. Timbal merusak susunan saraf pusat, sehingga bisa menyebabkan keguguran atau anak lahir dengan kelumpuhan mental.


Dampak timbal yang melebihi ambang batas dalam tubuh anak, bisa menurunkan kecerdasan intelektual (IQ) dan konsentrasi. Hingga ambang tertentu, IQ anak bisa turun hingga 2,5 poin atau sampai 5,7 poin. Bahkan dalam konsentrasi yang lebih tinggi, dapat menyebabkan anemia.

Sementara dalam jurnal Enviromental Health Perpective, memuat penelitan yang dilakukan oleh Bruce P Lanphear, yang memperlihatkan, bahwa IQ seorang anak malah mulai menurun saat kandungan timbal dalam darah berkisar 2,4 - 10 mkgr/dl. Secara pasti Lanphear mengatakan, saat akumulasi timbal menipis kisaran 10 - 20 mkgr/dl dan 20 - 30 mkgr/dl, maka penurunan IQ yang terjadi adalah 1,9 dan 1,1. Maksimal penurunan poin IQ dalam riset adalah 3,9.Sungguh ironis! barang-barang elektronika yang dikatakan sebagai penunjang informasi, justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan otak manusia.

Solusi dan Pencegahannya

Menurut DR. Puji, anak yang mempunyai kadar timbal lebih dari ambang batas hendaknya diberi suplemen kalsium. Konsumsi makanan tinggi kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan timbal yang baru.Dengan kata lain, paparan timbal yang baru akan dihadang oleh kalsium, sehingga tidak bisa masuk ke dalam aliran darah. Dengan begitu, timbal yang ada dalam darah bisa keluar.

Selain dari sampah elektronik, polusi timbal yang disebabkan pembakaran bahan bakar, terutama dari sektor transportasi, cukup berkontribusi besar. Karena itu, sudah selayaknya untuk mengganti bahan bakar bertimbal dengan bahan bakar tanpa timbal. Sungguh sangat disayangkan, mengingat hampir seluruh negara di wilayah Asia sudah tidak menggunakan bensin bertimbal.

Di sisi lain, untuk meminimalisasi paparan timbal terhadap anak, orangtua hendaknya membekali saputangan untuk menutup mulut dan hidung saat ada polusi udara. Memang tidak terlalu efektif, terlebih partikel timbal cukup kecil ukurannya.Tetapi, cara ini lebih baik daripada tidak menggunakan sapu tangan sama sekali.

Jumat, 25 Desember 2009

Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan

Pengertian ilmu pengetahuan.

lmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang
rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu
pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan
dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat
luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan
mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia,
kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya

Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan yang diwujudkan oleh adanya kemiskinan, memahami dan menghargai kemampuan manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan, mengkaji sistem ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam, mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, mengkaji peranan teknologi dalam mengatasi kemiskinan
Tujuan Instruksional khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan
2. Mahasiswa dapat menyebutkan 4 hal sikap yang ilmiah
3. Mahasiswa dapat menjejaskan pengertian teknologi
4. Mahasiswa dapat menyebutkan cirri-ciri fenomena teknik pada masyarakat
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan,teknologi dan nilai
6. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kemiskinan
7. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan
8. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi kemiskinan
Ilmu Pengetahuan
“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut
Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yang ditimbulkan oleh mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.
tugas ke 2
Berdasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri denga lingkungan, peran serta pemuda dapat dirinci dalam 3 sikap yaitu:

1. Pemuda Pembangkit :

Mereka adalah pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ikut mengubah masyarakat dan kebudayaan bersikap kritis

2. Pemuda Pdeliken atau Pemuda Nakal :

Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakkan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataanya merugikan.

3. Pemuda Radikal :

Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal.

Berdasarkan 3 sikap pemuda tersebut saya termasuk dalam golongan Pemuda Pembangkit

Selasa, 17 November 2009

pemrograman berorientasi obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek (OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.
Beberapa konsep dalam OOP :
• Konsep utama Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) yaitu melakukan permodelan objek dari kehidupan nyata ke dalam tipe data abstrak.
• Pemrograman Berorientasi Objek merupakan konsep pemrograman untuk memodelkan objek yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan konsep seperti ini membawa perubahan yang mendasar dalam konsep pemrograman terstruktur.
• Setiap objek dalam kehidupan nyata dapat kita pandang sebagai kelas, misalnya kelas Hewan, kelas Manusia, kelas Mobil.
• Sedangkan objek dari kelas tersebut misalnya sapi dan kambing untuk kelas Hewan; Lukman dan Rahma untuk kelas Manusia; serta Toyota dan Honda untuk kelas Mobil.
• Dengan OOP, kita dapat mengimplementasikan objek data yang tidak hanya memiliki ciri khas (attribut), melainkan juga memiliki metode untuk memanipulasi attribut tersebut.
• OOP memiliki keunggulan dari konsep pemrograman terstruktur, selain itu juga memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan objek dalam kehidupan nyata.
Istilah yang terdapat dalam Pemrograman Berorientasi Objek sebagai berikut :
• Object : komponen di dalam sebuah program
• Method : aksi yang dapat dilakukan oleh object
• Property : karakteristik yang dimiliki object
• Event : kejadian yang dapat dialami oleh object
Sebagai ilustrasi kita dapat menganggap sebuah mobil sebagai objek yang memiliki property, method dan event. Perhatikan gambar berikut :



Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
1. Enkapsulasi
Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut. Dengan enkapsulasi dapat menyembunyikan didalam objek, baik data maupun fungsi / prosedur. Hanya dengan interface objek maka kita dapat mengakses datanya.
• Pemodulan (Encapsulation) adalah suatu metode / konsep dasar untuk menggabungkan data dengan fungsi sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut dengan obyek.
• Konsep ini erat kaitannya dengan konsep menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interferensi atau penyalahgunaan dari luar sistem sekaligus menyederhanakan penggunaan system itu sendiri. Akses ke internal sistem diatur sedemikian rupa melalui seperangkat interface.
Contoh kasus sepeda motor, pada sistem pemindahan gigi transmisi, maka pengendara tidak perlu tahu detail dari bagaimana proses pemindahan gigi itu dilakukan oleh mesin, cukup tahu bagaimana menekan gigi transmisi itu.
2. Inheritance ( Penurunan Sifat / Pewarisan )
Penurunan sifat memungkinkan kita untuk membuat sebuah objek baru yang sama dengan objek sebelumnya yang telah didefinisikan. Karakteristik dari suatu objek diturunkan ke objek yang lain sehingga objek yang baru akan memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. Penurunan ini diawali dengan mendefinisikan objek induk, sehingga dengan menggunakan objek induk tersebut, dapat membuat objek yang bertumpu pada objek induknya sehingga akan terbentuk objek keturunan, dimana setiap objek turunannya dapat mengakses semua data dan program yang dimiliki oleh objek induknya.
Kemudian muncul suatu konsep tentang Inheritance (Penurunan Sifat / Pewarisan) yang merupakan suatu proses dimana suatu kelas diturunkan dari kelas lainnya sehingga ia mendapatkkan ciri atau sifat dari kelas tersebut.
Perhatikan contoh hirarki berikut ini :



• Dari hirarki sebelumnya dapat dilihat bahwa semakin ke bawah, kelas akan semakin bersifat spesifik.
• Dengan konsep ini, karakteristik yang dimiliki oleh kelas binatang cukup didefinisikan dalam kelas binatang saja. Kelas Mamalia tidak perlu mendefinisikan ulang apa yang telah dimiliki oleh kelas binatang, karena sebagai kelas turunannya, ia akan mendapatkan karakteristik dari kelas binatang secara otomatis.
• Dengan kata lain bahwa pewarisan / penurunan sifat (inheritance) merupakan sarana untuk menghilangkan penulisan ulang terhadap kode yang dapat digunakan berulang kali yang didasarkan pada hubungan relasional hirarki.
3. Polimorphism ( Keanekaragaman )
Adalah untuk membuat sebuah objek baru yang menunjukkan fungsi-fungsi yang sama dengan objek induknya, namun fungsi fungsi yang sama tersebut memiliki operasi yang berbeda-beda. objek yang masih didalam suatu hierarki dapat menyusun objek yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan dari objek tersebut, yang artinya pemrograman berorientasi objek ini menyangkup keanekaragaman objek yang menjamin terhimpunnya perpaduan keanekaragaman data dengan prosedur atau fungsi.
Contoh ilustrasi mengenai polimorfisme :



• Pada ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kelas manusia, yang diturunkan menjadi dua buah kelas, yaitu kelas guru dan kelas militer.
• Kelas manusia mempunyai sebuah aksi yang dapat dilakukan, yaitu berjalan
• Aksi tersebut oleh kelas guru dan kelas militer diimplementasikan dengan cara yang berbeda. Kelas guru mengimplementasikan aksi berjalan dengan cara berjalan santai, sedangkan kelas militer mengimplementasikan aksi berjalan dengan cara berjalan tegap.
Dengan kata lain bahwa polimorfisme merupakan suatu kondisi dimana dua obyek atau lebih mempunyai interface yang identik namun mempunyai perilaku berbeda.

Contoh:

Class Manusia{
String nama, alamat;
boolean status;

public void berjalan(){
System.out.println(”berjalan”);
}
public void minum(){
System.out.println(”minum”);
}
public void membaca(){
System.out.println(”membaca”);
}
}

contoh :

class Animal{
void mamalia(){
System.out.println(”Mamalia adalah salah satu jenis binatang yang menyusui”);
}
void reptilia(){
System.out.println(”Reptilia adalah salah satu jenis binatang yang melata”);
}
}
class Kerbau extends Animal{
public void makanRumput(){
System.out.println(”Kerbau jenis binatang pemakan Rumput”); }
}
public class KerbauBeraksi{
public static void main(String[] args){
Kerbau kerbauku= new Kerbau();
kerbauku.mamalia();
kerbauku.makanRumput();}}









Soal


1) Apa yang dimaksud dengan kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti?
a. Abstraksi ***
b. Objek
c. Enkapsulasi
d. Kelas
e. Polimorfisme

2) Yang dimaksud memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya?
a. Abstraksi
b. Objek
c. Enkapsulasi***
d. Kelas
e. Polimorfisme
3) Mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku tersebut?
a. Abstraksi
b. Objek
c. Enkapsulasi
d. Inheritas***
e. Polimorfisme

4) Bahasa pemrograman yang mendukung OOP adalah?
a. C
b. Java
c. PHP
d. A, B , dan C benar***
e. A, B , dan C salah
5) Manakan dibawah ini yang merupakan fungsi dari konsep enkapsulasi ?
a. Menyatukan beberapa fungsi untuk suatu tujuan tertentu.
b. Pewarisan atribut dan method dari sebuah class ke class lainnya.
c. Dapat memanggil metode yang berbeda pada waktu yang bersamaan dalam pemanggilan yang berbeda.
d. Pembungkus variable dalam sebuah objek yang terlindungi serta menyediakan interface untuk mengaskes variable tersebut.***
e. Membungkus data dan fungsi yang sama dalam suatu program computer.


6) Tidak bergantung pada pemanggilan subrutin,bahasa orientasi objekdapat mengirim pesan adalah cari dari konsep?
a. Abstraksi
b. Objek
c. Enkapsulasi
d. Kelas
e. Polimorfisme***

7) Semua data dan fungsi dalam pemrograman berorientasi objek dibungkus dalam?
a. Kelas-kelas **
b. Form-form
c. Struktur
d. Modul
e. File
8) Ada berapakah konsep di dalam pemrograman berorientasi objek?
a. 4
b. 6***
c. 5
d. 7
e. 12


9) Urutan konsep pemrograman berorientasi objek:
1. Kelas
2. Abstraksi
3. Enkapsulasi
4. Inheritas
5. Objek
6. Polimartisme
Urutan yang tepat dalam pembuatan konsep pemrograman berorientasi objek adalah?
a. 1,2,5,3,4,6
b. 5,1,2,3,4,6
c. 1,5,2,3,6,4 ***
d. 4,3,5,2,1,6
e. 2,1,5,6,3,4

10) Pemrograman berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang berdasarkan?
a. Inheritas
b. Polimartisme
c. Kelas
d. Objek ***
e. OPP

Selasa, 10 November 2009

Ilmu Komunikasi

Sejarah Ilmu Komunikasi

Pendahuluan

Pengetahuan bukan merupakan ilmu. Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi bagi suatu pengetahuan yang kredibel, atau memenuhi syarat-syarat ilmiah antara lain harus bersifat empiris, verivikatif, non-normatif, transmissible, general, dan explanotory. Di samping itu ilmu juga harus menekankan aspek ontologi, epistomologi, dan aksiologi. Ia harus bersifat ilmiah, sistematis, mempunyai metode, objek kajian, lokus, dan fokus tertentu Dalam kaitannya dengan pemahaman ilmu di atas, ilmu komunikasi sering mendapatkan keraguan dalam keberadaan dan keeksistensiannya sebagai ilmu di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini. Hal ini mungkin salah satunya disebabkan perkembangan historis komunikasi menjadi sebuah ilmu melalui tahapan dimensi waktu yang terlalu jauh (berdasarkan pemahaman catatan sejarah perkembangan ilmu komunikasi di daratan Amerika).

Perkembangan komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika yang terjadi di zaman Yunani kuno, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikir-pemikir barat bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan (dark ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi kuno. Dan baru mulai dicatat perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg (1457). Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan sejarah komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19, sangat jauh. Sehingga sejarah perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus kira-kira 1400 tahun. Padahal menurut catatan lain, sebenarnya aktifitas retorika yang dilakukan pada zaman Yunani kuno juga dilanjutkan perkembangan aktifitasnya pada zaman pertengahan (masa persebaran agama). Sehingga menimbulkan asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu tidak pernah terputus, artinya tidak ada mata rantai sejarah yang hilang pada perkembangan komunikasi. Makalah ini ingin mengangkat zaman persebaran agama yang berlangsung antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian dari perkembangan ilmu komunikasi. Sehingga zaman pertengahan menjadi jembatan alur perkembangan komunikasi dari zaman yunani kuno ke zaman renaissance, modern, dan kontemporer.
Pembahasan

Telah disinggung di atas bahwa fenomena komunikasi berkembang dan tercatat kembali pada awal ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg (1457). Padahal, pada abad-abad sebelumnya, aktifitas komunikasi sudah berkembang cukup pesat yang berlangsung di zaman pertengahan (persebaran agama). Mungkin masa ketika diketemukannya mesin cetak itu sendiri terjadi di zaman renaissance, dimana pemikiran-pemikiran ilmuwan telah bebas dari dogma-dogma agama. Sehingga mereka tidak menyinggung masa persebaran agama sebagai bagian dari sejarah perkembangan komunikasi itu sendiri. Rentang waktu antara tahun 500 SM (masa-masa pemikiran retorika di Yunani kuno) sampai pada penemuan mesin cetak (1457 M) merupakan abad-abad dimana terdapat proses perkembangan komunikasi yang dalam hal ini berbentuk ajaran dan keyakinan suatau agama (yang tentu pula tidak dapat dipungkiri bahwa dalam aktifitas persebaran ajaran agama, retorika dan bentuk komunikasi lainnya cenderung berperan besar dalam mengubah keyakinan seseorang). Sehingga tidak menyalahi aturan kalau makalah ini mencoba mengangkat masa penyebaran agama dan ajaran-ajaran bijak yang berlangsung antara rentang waktu tersebut dijadikan sebagai bagian dari mata rantai sejarah yang hilang dari perkembangan ilmu komunikasi itu.