Semangat belajar demi mencapai cita-cita

Minggu, 03 Januari 2010

pengetahuan lingkungan

Timbal pada Sampah Elektonik Picu Penurunan IQ

Di jaman informasi ini, barang-barang elektronika seperti televisi, komputer, VCD player, tape recorder maupun telepon genggam bukanlah barang asing.

Karena bagi sebagian orang, barang-barang tersebut merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi seperti layaknya sembako.Tetapi, suatu saat jika barang-barang tersebut sudah usang ataupun rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, maka hanya akan menjadi rongsokan alias sampah yang layak untuk dibuang.Tanpa disadari, sampah dari barang-barang elektronika tersebut berbahaya bagi perkembangan otak manusia. Seperti yang diketahui, rongsokan elektronika ini mengandung sekitar 1000 material, dan sebagian besar dikategorikan sebagai bahan berbahaya, karena merupakan unsur beracun seperti logam berat, diantaranya adalah timbal.

Ketika dibakar, sampah elektronik yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Jika dibuang akan berdampak pada pencemaran air tanah, karena kemampuannya meresap ke tanah setelah terdekomposisis. Apakah timbal itu? Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal ke dalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient.IQ Turun

Dari sebuah riset yang dilakukan Puji Lestari, staf pengajar dan peneliti jurusan Teknik Lingkungan ITB Bandung menunjukkan, semakin tinggi kadar timbal dalam darah, membuat kemampuan IQ semakin rendah. Hal ini juga telah dibuktikan dari berbagai penelitian didunia.

Golongan yang sangat rentan terpapar timbal adalah anak-anak yang sedang bertumbuh kembang, juga wanita hamil dan menyusui. Timbal merusak susunan saraf pusat, sehingga bisa menyebabkan keguguran atau anak lahir dengan kelumpuhan mental.


Dampak timbal yang melebihi ambang batas dalam tubuh anak, bisa menurunkan kecerdasan intelektual (IQ) dan konsentrasi. Hingga ambang tertentu, IQ anak bisa turun hingga 2,5 poin atau sampai 5,7 poin. Bahkan dalam konsentrasi yang lebih tinggi, dapat menyebabkan anemia.

Sementara dalam jurnal Enviromental Health Perpective, memuat penelitan yang dilakukan oleh Bruce P Lanphear, yang memperlihatkan, bahwa IQ seorang anak malah mulai menurun saat kandungan timbal dalam darah berkisar 2,4 - 10 mkgr/dl. Secara pasti Lanphear mengatakan, saat akumulasi timbal menipis kisaran 10 - 20 mkgr/dl dan 20 - 30 mkgr/dl, maka penurunan IQ yang terjadi adalah 1,9 dan 1,1. Maksimal penurunan poin IQ dalam riset adalah 3,9.Sungguh ironis! barang-barang elektronika yang dikatakan sebagai penunjang informasi, justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan otak manusia.

Solusi dan Pencegahannya

Menurut DR. Puji, anak yang mempunyai kadar timbal lebih dari ambang batas hendaknya diberi suplemen kalsium. Konsumsi makanan tinggi kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan timbal yang baru.Dengan kata lain, paparan timbal yang baru akan dihadang oleh kalsium, sehingga tidak bisa masuk ke dalam aliran darah. Dengan begitu, timbal yang ada dalam darah bisa keluar.

Selain dari sampah elektronik, polusi timbal yang disebabkan pembakaran bahan bakar, terutama dari sektor transportasi, cukup berkontribusi besar. Karena itu, sudah selayaknya untuk mengganti bahan bakar bertimbal dengan bahan bakar tanpa timbal. Sungguh sangat disayangkan, mengingat hampir seluruh negara di wilayah Asia sudah tidak menggunakan bensin bertimbal.

Di sisi lain, untuk meminimalisasi paparan timbal terhadap anak, orangtua hendaknya membekali saputangan untuk menutup mulut dan hidung saat ada polusi udara. Memang tidak terlalu efektif, terlebih partikel timbal cukup kecil ukurannya.Tetapi, cara ini lebih baik daripada tidak menggunakan sapu tangan sama sekali.

0 komentar: